• Inspirasi Manfaat

    Sebaik-baik kamu adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain

  • Inspirasi BAIK

    Menjadi BAIK bertindak (Bertanggungjawab, Aman, Inspiratif, dan Kreatif)

  • Inspirasi Berdaya

    Mendorong dalam percepatan menuju perbaikan yang jauh lebih baik

  • Inspirasi Membangun

    Menjadi pribadi yang menebarkan kebaikan-kebaikan di tengah masyarakat

  • Inspirasi Mandiri

    Bermodal kemandirian untuk menggapai sukses di masa yang akan datang

Minggu, 17 Maret 2019

Kerangjang Baru untuk Ibu Kriswanti

Serahkan Bantuan: Dwi Pujiyanto, Relawan Inspirasi Rumah Zakat menyerahkan bantuan berupa keranjang plastik untuk Kriswanti pelaku usaha jasa laundry pakaian.
Salatiga-Fasilitator Rumah Zakat Desa Berdaya Dukuh, Dwi Pujiyanto memberikan bantuan keranjang dan ember untuk Kriswanti, pelaku usaha laundry baju, Jumat (15/3) yang lalu. Kriswanti merupakan salah satu binaan Rumah Zakat yang memilih menekuni usaha laundry secara mandiri setelah sebelumnya bekerja di tempat orang. Alhamdulillah, sekarang penghasilannya lebih baik daripada saat dulu bekerja ikut orang lain.

“Ibu Kriswanti dulu ikut orang di usaha laundry juga. Namun tidak kerasan. Sekarang ia membuka usaha laundry sendiri di rumah. Alhamdulilah, pelanggannya semakin banyak,” kata Dwi Pujiyanto saat memberikan bantuan.

Kriswanti sekarang sangat bersyukur. Ia merasa lebih nyaman bekerja di rumah sendiri. Ia pun merasakan usaha yang digelutinya perlahan semakin maju dan meningkat. Pelanggan yang dulu sudah kenal ikut ke beliau bahkan sekarang bertambah. Bahkan saat pakaian yang harus dilaundry banyak, ia biasa mempekerjakan suadaranya yang masih menganggur.

“Lebih enak bekerja di rumah sendiri, Pak. Mau mulai bekerja dini hari bisa. Mau bekerja sampai malam ya bisa. Kalau lelah tinggal nggletak(berbaring). Alhamdulillah, pelanggannya juga semakin banyak,” kata Kriswanti.

Laundry baju di Laundry Melati milik Kriswanti yang beralamat di Warak RT 01 RW 06 Kelurahan Dukuh tergolong murah. Per kg baju, pelanggan hanya dibanderol harga Rp3.000/kg. Itupun sudah diantar jemput. Yang bertugas antar jemput adalah suaminya yaitu Rusmanto dengan menggunakan sepeda motor dikasih bronjong di belakangnya. Laundry Melati memeliki keunggulan yaitu Bersih, Rapi, Wangi, dan Suci sesuai dengan tagline yang dimiliki.
Share:

Kemat Mengaku Senang Dapat Bantuan dari Rumah Zakat

Terima Bantuan: Kemat, penjual jamu keliling menerima bantuan sarana untuk pengembangan usaha dari Rumah Zakat.
Salatiga-Kemat, penjual jamu tradisional keliling yang tinggal di RT 03 RW 09 Kelurahan Dukuh, Kota Salatiga, Jumat (15/3) mengaku senang mendapatkan bantuan sarana dari Rumah Zakat. Pasalnya perlengkapan yang selama ini digunakan rusak lantaran beberapa waktu yang lalu rumah kontrakannya bagian dapur ambruk dan menimpa perabot yang ia miliki.

Mengetahui kondisi tersebut, Rumah Zakat melalui Relawan Inspirasi Rumah Zakat Desa Berdaya Dukuh, Dwi Pujiyanto mengajak langsung yang bersangkutan ke toko perabotan untuk membeli perlengkapan yang dibutuhkan.

“Saya ajak langsung Pak Kemat, penjual jamu keliling ke toko untuk membeli perabotan yang dibutuhkan untuk menunjang usahanya. Ada panci, dandang sabruk, ember, dan wajan yang saat ini dibutuhkan,” kata Dwi Pujiyanto.

Kemat, ayah dari dua anak ini mengaku senang mendapatkan bantuan dari Rumah Zakat. Sampai saat ini ia masih tinggal di rumah kontrakan bersama keluarganya. Ia mengucapkan terima kasih kepada Rumah Zakat atas bantuan yang diberikan.

“Terima kasih kepada Rumah Zakat yang telah membelikan saya perabotan untuk membuat jamu. Memang panci, dandang sabruk, wajan, dan ember rusak tertimpa rumah yang ambruk beberapa waktu yang lalu. Alhamdulillah, saya dan keluarga selamat. Saya sangat bersyukur. Pokoknya saya terima kasih, yai, sudah dibantu,” kata Kemat mengucapkan terima kasih kepada Dwi Pujiyanto dari Rumah Zakat.

Ia berharap dengan bantuan ini bisa meningkatkan produksinya. Setiap hari ia berkeliling menggunakan sepeda motor sebanyak dua kali yaitu pada pagi dan sore hari untuk menjajakan jamunya kepada pelanggan.
Share:

Bimbel Al-Quran Rumah Zakat Gelar Manasik Haji

Manasik: Sejumlah ibu-ibu mengikuti kegiatan manasik haji bersama Rumah Zakat di Firdaus Fatimah Zahra Gunung Pati Semarang.
Salatiga-Puluhan ibu-ibu peserta bimbingan belajar membaca Al-Quran Rumah Zakat di Desa Berdaya Dukuh, Kota Salatiga menggelar manasik haji, Kamis (7/3) di Firdaus Fatimah Azzahra Gunungpati, Kota Semarang. Kegiatan ini sudah lama direncanakan yakni dengan adanya program menabung setiap pertemuan bimbel. Dwi Pujiyanto, Relawan Inspirasi Rumah Zakat mengatakan bahwa selain untuk memberikan edukasi tentang ibadah haji atau umroh, kegiatan ini juga sebagai bentuk refreshing bagi peserta bimbel.

“Kegiatan ini terselenggara atas inisiatif ibu-ibu peserta bimbel membaca Alquran. Mereka menabung pada saat pertemuan bimbel. Objek yang kita pilih juga yang lokasinya tidak terlalu jauh, cukup di Semarang, yaitu di Fatimah Azzahra. Kegiatan ini sangat bermanfaat,” kata Dwi Pujiyanto.

Dwi Pujiyanto menambahkan kegiatan manasik dipandu oleh beberapa jamaah pengajian yang sudah pernah menunaikan haji atau umroh. Mereka memberikan wawasan kepada jamaah yang lain perihal tata cara dan pelaksanaan ibadah haji atau umroh yang menjadi rukun islam yang kelima tersebut.

Henny Roestiyanti, salah satu jamaah mengaku senang dan mengucapkan terima kasih kepada Rumah Zakat yang telah mengadakan kegiatan tersebut. Dalam kegiatan manasik itu, ia berdoa semoga kelak bisa menunaikan ibadah haji dan umroh.

“Terima kasih kepada Rumah Zakat yang telah mengadakan kegiatan ini. Saya senang sekali. Saya juga berdoa semoga kelak diberikan kesempatan untuk menunaikan ibadah haji dan umroh. Sekarang latihan dulu,” kata Henny Roestiyanti.

Setelah kegiatan manasik haji dan makan nasi kebuli ala Arab. Para jamaah melanjutkan perjalanan ke objek wisata Lawang Sewu Semarang. Kegiatan itu berakhir sore hari menjelang waktu maghrib.
Share:

Keberkahan Ada Pada Jamaah

Menyimak: Para jamaah menyimak pengajian yang di Masjid Nurul Islam dengan penceramah Dwi Pujiyanto Fasilitator Rumah Zakat setiap pekan ke-1 setiap bulannya.
Salatiga-Pada Perang Qadisiyah masa kekhalifahan Umar bin Khatab ra, pasukan kaum muslimin yang berjumlah 30.000 di bawah pimpinan panglima perang Sa’ad bin Abi Waqqash berhadapan dengan ratusan ribu pasukan Persia. Kaum muslimin saat itu juga menghadapi panglima perang Persia yang cerdas, yaitu Rustum. Beberapa kali Rustum mengajak berunding sebelum terjadinya peperangan. Hingga akhirnya perundingan itu tidak membuahkan hasil. Pasukan muslim pada waktu itu sangat solid, mulai dari panglima perang sampai pasukan yang paling lemah telah memiliki visi misi yang sama. Mereka semua berperang untuk membebaskan manusia dari menyembah sesama makhluk menuju menyembah hanya kepada Allah SWT.

“Dengan frekuensi visi dan misi yang kuat secara menyeluruh pada kaum muslimin itulah yang mendatangkan keberkahan. Sampai-sampai ketika salah satu pasukan kaum muslimin kehilangan kantong air minum yang hanyut ke sungai, seketika itu pula seluruh kaum muslimin ikut mencari. Hal itulah yang kemudian membuat takut dan khawatir pasukan Persia,” kata Dwi Pujiyanto Relawan Inspirasi Rumah Zakat Desa Berdaya Dukuh Salatiga, Ahad (3/3).

Nabi Muhammad SAW juga bersabda,”Tangan Allah bersama jamaah.” (HR Tirmidzi). Bahwa Allah akan senantiasa membersamai hamba-hamba-Nya yang senantiasa dalam kebaikan dalam rangka menolong agama Allah. Allah akan selalu menolong dan meneguhkan kedudukan hamba-hamba-Nya.

Dengan konsisten dalam berjamaah juga akan melipatgandakan pahala. Sebagaimana yang sudah kita ketahui bersama, shalat yang dikerjakan sendiri (munfarid), pahalanya satu derajat saja. Tetapi manakala shalat itu dikerjakan dengan berjamaah maka pahalanya dilipatgandakan menjadi 27 derajat. Nabi Muhammad SAW bersabda,”Shalat berjamaah lebih baik 27 derajat dibanding shalat sendirian.” (HR Bukhori dan Muslim).

Lebih dari itu, dengan berjamaah syaitan pun akan berpikir ulang untuk menggoda dan menguasai orang yang berjamaah. Nabi bersabda,”Jika ada tiga orang di suatu desa dan tidak didirikan shalat berjamaah di tengah-tengah mereka, niscaya mereka akan dikalahkan oleh syaitan. Maka, berjamaahlah kalian, sesungguhnya serigala hanya memangsa orang yang terpisah dari kelompoknya.” (HR Abu Dawud).

Bahkan dalam soal makan pun, jika dilakukan dengan berjamaah akan mendatangkan keberkahan. Suatu hari, para sahabat berkata,”Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami makan, akan tetapi kami tidak pernah merasa kenyang”. Rasul pun menjawab,”Mungkin (hal itu disebabkan karena) kalian makan sendiri-sendiri. Berkumpullah kalian ketika makan dan sebutlah asma Allah. Nanti kalian akan mendapatkan berkah di dalamnya.” (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah).

Begitulah penjelasan lengkap yang disampaikan oleh Ustadz Dwi Pujiyanto dalam pengajian rutin yang diikuti oleh puluhan jamaah ibu-ibu. Pengajian majelis taklim ibu-ibu Nurul Islam RW 09 Kelurahan Dukuh digelar setiap Ahad pekan pertama dan ketiga pukul 16.00-17.30 WIB di Masjid Nurul Islam Perumahan Griya Dukuh Asri Salatiga.
Share:

Bank Sampah Dawis Kemuning Timbang Sampah

Timbang Sampah: Fasilitator Rumah Zakat, Dwi Pujiyanto mencatat hasil timbangan sampah yang dikumpulkan oleh warga di posko pengumpulan sampah Dawis Kemuning RT 03 RW 09.
Salatiga-Setiap tiga minggu sekali, pengepul sampah datang ke rumah di Jalan Sumantri Raya No. 14 RT 03 RW 09 Perum Griya Dukuh Asri Salatiga untuk menimbang sampah dari Bank Sampah Dawis Kemuning. Seperti pada hari Minggu (3/3) kemarin, pada pukul 10.00 WIB, pengepul sampah, Sumarna sudah hadir untuk menimbang sampah di posko sampah Dawis Kemuning, tepatnya di rumah Relawan Inspirasi Rumah Zakat, Dwi Pujiyanto.

Dwi Pujiyanto, Relawan Inspirasi Rumah Zakat sangat mendukung kegiatan bank sampah yang sudah berjalan lumayan lama ini. Bahkan pengurus dari bank sampah di wilayah RT nya tersebut sudah terdaftar di kelurahan. Kegiatan dari Bank Sampah Dawis Kemuning ini diantaranya pengumpulan dan penimbangan sampah setiap tiga minggu sekali. Hasil dari penjualan sampah tersebut sebagian dimanfaatkan untuk pengelolaan dan perawatan kebun gizi.

“Bank Sampah Dawis Kemuning sudah berjalan lumayan lama. Rumah Zakat sangat mendukung program tersebut. Rumah kami dijadikan posko bank sampah, tempat para anggota mengumpulkan sampah. Selain itu, Rumah Zakat juga memberikan bantuan bibit tanaman untuk kebun gizi. Karena Dawis Kemuning ini menjadikan program bank sampah untuk support kebun gizi yang mereka kelola,” kata Dwi Pujiyanto.

Tukiyem, salah satu penanggungjawab bank sampah mengatakan bahwa setiap tiga minggu sekali saat penimbangan sampah, seluruh anggota wajib mengumpulkan sampah baik dalam jumlah banyak maupun sedikit. Pada kesempatan itu bank sampah mendapatkan uang Rp55.950 hasil dari sampah yang dikumpulkan. Semuanya tercatat pada buku bank sampah,” kata Tukiyem.

Program bank sampah merupakan program yang sangat mendukung kelestarian lingkungan. Dengan kegiatan itu memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa masih ada banyak jenis sampah yang masih ada nilainya manakala dikelola dengan baik. Selain itu kegiatan bank sampah juga mensupport pemerintah kota dalam mempertahankan piala adipura.
Share:

Pernah Jadi Kuli Bangunan, Wisanggeni Kini Tekuni Melukis

Serahkan Bantuan: Fasilitator Rumah Zakat, Dwi Pujiyanto menyerahkan secara simbolis bantuan modal usaha untuk Wisanggeni didampingi istri yang menekuni usaha lukis.
Salatiga-Rumah Zakat pada hari Selasa (19/2/2019) kemarin memberikan bantuan modal usaha kepada Wisanggeni (52) yang tinggal di rumah kontrakannya di RT 03 RW 09 Perum Griya Dukuh Asri, Salatiga. Wisanggeni merupakan seorang yang terlahir dari keluarga nonmuslim namun sejak usianya 25 tahun ia memutuskan untuk memeluk agama Islam. Sejak sekolah di bangku SMA, ia sudah terbiasa mandiri. Karena ia menyadari saudara kandungnya banyak, maka ia tidak ingin membebani orang tuanya. Sejak di bangku SMA ia sudah bekerja dengan melukis poster. Bakat melukis merupakan turunan dari ayahnya yang juga melukis.

“Saya mualaf Pak Dwi, tapi saat itu belum sholat. Baru setelah saya menikah dengan istri saya ini. Saya belajar islam, belajar membaca Alquran, dan melaksanakan shalat. Kalau bakat melukis yang saya miliki ini turunan dari ayah saya. Sejak di bangku SMA saya sudah biasa mandiri, tidak ingin membebani orang tua,” kata Wisanggeni mengisahkan masa lalunya.

Ia menambahkan pernah juga bekerja sebagai kuli bangunan, buruh pabrik di Solo, pernah juga bekerja di warung makan.  Baru mulai tahun 1992, saya menekuni melukis tapi belum bisa sukses karena terkendala modal dan pemasaran. Saya juga pernah tinggal di Bali selama 5 tahun. Tapi saya putuskan pulang kembali ke Salatiga. “Saya asli Salatiga, sedangkan istri dari Jember. Terima kasih kepada Pak Dwi. Sekarang ini baru saya merasakan betul, saya sebagai muslim ditolong oleh orang muslim yang baik seperti Pak Dwi dari Rumah Zakat. Jujur saya memang sering pinjam uang ke tetangga karena usahanya tidak mesti,” terang Wisanggeni.

Sejak satu tahun ini, Wisanggeni mendapatkan bantuan dan pembinaan dari Rumah Zakat melalui Relawan Inspirasi Rumah Zakat di Desa Berdaya Dukuh, Dwi Pujiyanto. Ini untuk kali kedua Rumah Zakat memberikan bantuan modal untuk Wisanggeni. Pada bulan Februari 2019 ini ia menerima  bantuan modal sebesar satu juta rupiah. Wisanggeni dan keluarga sampai sekarang masih tinggal di rumah kontrakkan sehingga setiap tahun harus membayar uang sewa untuk rumah kontrakkannya. Istrinya hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga. Beliau memiliki dua anak, yang anak pertama sudah mendapat beasiswa dari perusahaan kuliah di Jakarta, sedang yang kedua masih sekolah di bangku SD.

“Keluarga Pak Wisang ini memang membutuhkan bantuan. Apalagi tempat tinggal beliau ini masih mengontrak. Kami dari Rumah Zakat berharap ke depan Pak Wisang dan keluarga bisa lebih baik lagi. Biasanya bayangan orang kalau pelukis itu orang yang kaya, namun itu belum bagi keluarga Pak Wisang. Semoga ke depan beliau dan keluarga bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik,” kata Dwi Pujiyanto Relawan Inspirasi Rumah Zakat.
Share:

Rumah Zakat Ajak Remaja Bermain Futsal

Foto Bersama: Relawan Rumah Zakat berfoto bersama sejumlah remaja di Salatiga sebelum bermain futsal di Lapangan Centro Salatiga.
Salatiga-Relawan Inspirasi Rumah Zakat di Desa Berdaya Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Dwi Pujiyanto mengajak para remaja binaannya bermain futsal, Ahad (17/2/2019). Puluhan remaja usia SMP dan SMA dari wilayah Kelurahan Dukuh RW 09 ini bermain futsal di Lapangan Futsal Centro selama dua jam. Kegiatan ini merupakan variasi agenda remaja yang setiap minggu sekali mengikuti kajian pembinaan karakter remaja bersama Rumah Zakat.

“Anak-anak ini setiap minggu sekali mengikuti pembinaan karakter remaja di tempat saya. Mereka belajar membaca Al-Quran, pengetahuan agama, dan akhlak. Sebulan sekali kita adakan kegiatan yang bervariasi seperti futsal kali ini. Biasanya juga ada renang, bakar jagung, makan bersama, dan agenda menyenangkan lainnya,” kata Dwi Pujiyanto.

Biaya sewa lapangan futsal dan air minum ditanggung oleh Rumah Zakat yang berasal dari donatur. Fikri (16) salah satu remaja yang ikut dalam kegiatan futsal tersebut menyampaikan terima kasih kepada Rumah Zakat yang telah membantu para remaja bermain futsal. Semoga kegiatan seperti itu bisa berjalan rutin.

“Terima kasih kepada Pak Dwi dari Rumah Zakat yang telah mengagendakan kegiatan futsal bareng, Kita jadi tambah sehat dan ukhuwahnya semakin kuat. Semoga bisa diagendakan rutin,” kata Fikri.
Share:

Gandeng PLN, Rumah Zakat Hadirkan Rumah Quran di Salatiga

Launching: Rumah Zakat menggandeng YBM PLN Distribusi Jateng DIY membuka Rumah Quran di Salatiga.

Salatiga-Rumah Zakat Cabang Semarang bekerjasama dengan Yayasan Baitul Mal PLN Jateng DIY serta Pemkot Salatiga melaunching Rumah Quran di Jalan Tempel Rejo Blok III. No.10, Kelurahan Gendongan, Salatiga, Kamis (14/2). Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini disupport oleh sembilan Relawan Inspirasi Rumah Zakat yang ada di Kota Salatiga. Dari proses rekruitmen terdapat 10 santri usia SD yang akan mukim di rumah tersebut didampingi oleh pengelola dan musyrif. Sedangkan santri yang lain hanya setoran hafalan pada waktu tertentu.
Tempat yang dipakai untuk Rumah Quran tersebut merupakan wakaf dari ahli waris H. Masykuri yang diwakili ahli waris Hj Neni Setyaningsih dan M. Nashir. Launching Rumah Quran dilakukan oleh Wakil Walikota Salatiga Muh. Haris didampingi R. Nirwanto Ketua Yayasan Baitul Mal PLN Distribusi Jateng dan DIY serta Branch Manager Rumah Zakat Cabang Semarang Aris Ristian.
Relawan Rumah Zakat berpose bersama Branch Manager Rumah Zakat Cabang Semarang dan YBM PLN.
Dalam kesempatan itu, Muh. Haris mengatakan, Pemkot Salatiga memberikan apresiasi kepada semua pihak yang telah berkontribusi berdirinya Rumah Quran. Ia berharap dengan adanya Rumah Quran ini akan semakin banyak keluarga muslim yang semakin dekat dengan Quran.
“Akan lahir lebih banyak hafidz dan hafidzoh di Kota Salatiga dan hal ini bagian dari program Pemkot Salatiga untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas, tidak hanya berkualitas secara intelektual saja namun juga berkualitas secara spiritual,” ujarnya.
Haris berharap pembangunan sumber daya manusia semakin ditingkatkan. Muh. Haris menegaskan bila warga Salatiga dekat dengan Al Quran dan mengamalkan Quran maka Salatiga akan semakin berkembang dan maju sesuai dengan sesantinya Salatiga Hati Beriman.
Sementara, Ketua Yayasan Baitul Mal PLN Distribusi Jateng dan DIY R. Nirwanto mengatakan, untuk Jawa Tengah, Rumah Quran di Salatiga ini baru pertama kali didirikan, dan ia berharap dengan adanya Rumah Quran ini akan tumbuh dan dapat menggairahkan warga supaya lebih dekat dengan Quran.
“Para penghafal Quran di Salatiga juga belum banyak, sehingga dengan adanya Rumah Quran ini diharapkan akan tumbuh para penghafal Quran,” ujarnya.
Share:

Wisanggeni, Pelukis Binaan Rumah Zakat Kirim Lukisan ke Tengerang

Lukisan: Lukisan bertema pasar bunga sedang dijemur oleh pelukisnya, Wisanggeni sebelum dikirim ke pemesannya di Tangerang.
Salatiga-Wisanggeni, ayah dari dua anak yang tinggal di RW 09 Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga ini menekuni usaha melukis. Pada hari Selasa kemarin (12/2/2019), ia baru saja mengirim lukisan bertema pasar bunga berukuran jumbo 220x120 cm ke pelanggannya di Tangeran, Banten. Lukisan naturalis itu ia selesaikan selama dua minggu.

“Sudah saya kirim kemarin Pak Dwi, lukisannya. Lukisan itu saya selesaikan selama kurang lebih dua minggu. Yang pesan lukisan itu orang Tangerang, namanya Tuan Richard Lie. Lukisan itu katanya mau dijual lagi,” kata Wisanggeni.

Wisanggeni menambahkan bahwa ia mengalami kesulitan modal untuk menjalankan usahanya. Makanya setiap ada pesanan ia seringkali mencari pinjaman untuk mengerjakan pesanan apabila pemesan tidak memberikan uang muka. Dalam setahun pesanan belum tentu ada. Padahal ia mengandalkan usahanya tersebut untuk menghidupi keluarganya. Istrinya bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Selain itu ia juga mengeluhkan belum bisa memasarkan lukisannya secara luas.

“Kalau ada pesanan, tidak dikasih uang muka, biasanya saya pinjam uang dulu, Pak, untuk modal menyelesaikan lukisan. Padahal pesanan tidak mesti. Selain itu saya baru bisa memasarkan lewat WA (red: Whatsapp), belum bisa lewat media yang lain,” tambah Wisanggeni.

Dwi Pujiyanto, Relawan Inspirasi Rumah Zakat telah memberikan beberapa kali bantuan modal usaha kepada Wisanggeni. Namun, ia mengakui bantuan yang diberikan belum maksimal meskipun sudah bisa membantu. Ke depan ia akan mendampingi Wisanggeni untuk memasarkan hasil lukisannya melalui optimalisasi media sosial atau market place. Ia berharap suatu saat nanti Wisanggeni bisa mempunyai gallery sendiri. Sampai saat ini, ia dan keluarganya masih tinggal di rumah kontrakan.

Alhamdulillah, Rumah Zakat bisa membantu sedikit untuk Pak Wisang. Semoga ke depan bisa terus mendampingi beliau untuk mengembangkan usahanya lebih maju. Beliau lukisannya realis naturalis, bagus-bagus hasilnya. Hanya beliau perlu dibantu untuk modal dan pemasarannya,” kata Dwi Pujiyanto
Share:

Rumah Zakat Buka Kelas Tahsin dan Tahfizh


Belajar Tahsin: Sejumlah santri TPQ Nurul Iman RW 06 Warak Kelurahan Dukuh mengikuti kelas tahsin dan tahfizh di Masjid Nurul Iman yang diinisiasi oleh Rumah Zakat.
Salatiga-Rumah Zakat melalui Relawan Inspirasi Rumah Zakat Desa Berdaya Dukuh membuka program Tahsin dan Tahfizh, Kamis (7/2/2019) bekerjasama dengan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Nurul Iman RW 06 Warak Salatiga. Program ini diperuntukkan bagi santri TPQ yang sudah bisa membaca Al-Qur’an.

Dwi Pujiyanto, Relawan Inspirasi Rumah Zakat mengatakan bahwa Kelas Tahsin dan Tahfizh dilaksanakan satu minggu sekali yaitu setiap hari Kamis pukul 16.00 sampai dengan pukul 17.30. Dengan kelas ini diharapkan bisa meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an para santri menjadi lebih baik dan bisa menghafal Al-Qur’an.

“Kelas tahsin dan tahfizh ini dilaksanakan sepekan sekali, yaitu setiap hari kamis. Kelas ini diperuntukkan bagi santri yang mengajinya sudah sampai Al-Qur’an. Dengan mengikuti kelas ini diharapkan kemampuan santri dalam membaca Al-Qur’an bisa lebih baik dari segi tajwid, makharijul huruf, dan yang lainnya. Selain itu mereka juga dibimbing untuk menghafal Al-Qur’an dimulai dari juz ‘amma,” kata Dwi Pujiyanto.

Mbah Siti, salah satu pengajar di TPQ Nurul Iman mengaku sangat senang telah dibantu oleh Rumah Zakat dengan adanya kelas Tahsin dan Tahfizh bagi siswa TPQ. Ia berharap kelak akan lahir hafizh atau hafizhah dari lingkungan RW 06 Dusun Warak.

“Saya sangat senang dibantu oleh Pak Dwi dari Rumah Zakat. Semoga anak-anak semakin semangat belajar membaca dan menghafal Al-Qur’an. Siapa tahu kelak ada anak yang bisa menjadi hafizh atau hafizhah. Amin,” kata Mbah Siti.

Kegiatan TPQ Nurul Iman dilaksanakan setiap hari Senin-Sabtu di Masjid Nurul Iman. TPQ Nurul Iman memiliki santri sekitar 70 yang berasal dari delapan RT dan diampu oleh tiga ustadzah. 
Share:

Alhamdulillah, Sudah Hafal Surat An Naas sampai At Takatsur

Baca Quran: Ibu-ibu di Perumahan Griya Dukuh Asri belajar membaca Al-Quran dengan metode UMMI dipandu oleh Relawan Inspirasi Rumah Zakat, Dwi Pujiyanto.
Salatiga-Setiap hari Jumat, sejumlah ibu-ibu berkumpul di rumah yang beralamat di Jalan Sumantri Raya No. 18 RT 03 RW 09 Perum Griya Dukuh Asri, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga. Berkumpulnya 19 ibu-ibu rumah tangga di rumah milik Hj. Latifah, Ketua Majelis Taklim Nurul Islam bukan untuk arisan atau ngobrol, tapi mereka berkumpul untuk belajar membaca Al-Quran dari awal mengenal huruf hijaiyah. Seperti hari Jumat (1/2/2019) pekan ini, jam dinding baru menunjukkan pukul 15.48 WIB mereka sudah berkumpul dengan membawa buku pelajaran membaca Al-Quran “UMMI Dewasa”. Mereka belajar membaca Al-Quran dibimbing oleh seorang guru Al-Quran dari Relawan Inspirasi Rumah Zakat yang bernama Dwi Pujiyanto.

Kegiatan ini sudah berjalan setahun lebih, sejak sang ustadz menawarkan kepada ibu-ibu pada majelis taklim untuk belajar membaca Al-Quran bagi yang belum bisa atau belum lancar membaca Al-Quran. Alhasil, banyak ibu-ibu rumah tangga yang sudah lanjut usia tertarik untuk mengikuti program tersebut. Bermula dari 9 peserta, kini sudah menjadi 19 orang.
Dwi Pujiyanto, Ustadz Pembimbing belajar membaca Al-Quran mengatakan bahwa semangat kegiatan ini adalah semangat untuk memberantas prosentase buta huruf Al-Quran di negara mayoritas penduduknya beragama islam ini. Metode pembelajaran Al-Quran ini menggunakan Metode UMMI Dewasa dari UMMI Foundation Surabaya. Pembelajaran menggunakan buku yang dicetak per jilid dan dibantu alat peraga pembelajaran.

“Kami mempunyai semangat untuk berpartisipasi memberantas buta huruf Al-Quran di masyarakat. Metode pembelajaran yang kami pakai menggunakan metode UMMI. Kebetulan kami sudah mendapat sertifikasi guru Al-Quran dari UMMI Foundation Surabaya. Ibu-ibu sangat antusias meskipun benar-benar dari nol. Alhamdulillah, sekarang juga sudah hafal surat-surat pendek dari Annas sampai Attakatsur,” kata Dwi Pujiyanto.

Tukiyem (56), warga RT 03 mengungkapkan ia ikut belajar membaca Al-Quran lantaran belum lancar membaca Al-Quran. Ia menceritakan dulu saat masih kecil baru sampai iqro jilid tiga berhenti belajar membaca Al-Quran. Oleh karena itu, ia belajar dari awal lagi.

“Saya ikut belajar membaca Al-Quran karena belum lancar. Dulu pernah belajar saat kecil tapi tidak dilanjutkan. Jadinya ya belum lancar baca Al-Quran. Alhamdulillah, sekarang ada majelis ibu-ibu yang bernasib sama seperti saya belum bisa atau belum lancar membaca Al-Quran. Jadi kita manfaatkan kesempatan ini,” kata Tukiyem.

Selain belajar membaca Al-Quran dimulai dari kemampun dasar mengenar huruf hijaiyah, harakat, bacaan panjang dan lain sebagainya. Pembelajaran Al-Quran metode UMMI juga mengintegrasikan hafalan Al-Quran dimulai dari surat Annas. Alhamdulillah, ibu-ibu sudah mampu menghafal surat-surat pendek dari surat Annas sampai Attakatsur.

#rumahzakat
#desaberdayaDukuh
#relawaninspirasi
#programrumahquran
#sharinghappiness
Share:

Kang Dwi I Inspirasi Indonesia

Diberdayakan oleh Blogger.

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Cari Blog Ini